SUNGAI - A TRUE STORY

Februari 20, 2019


SUNGAI
..
Sebuah mobil, berawak lima orang penumpang telah melakukan perjalanan jauh, hingga pada akhirnya mereka bersepakat,
Jarak harus diperpendek hingga waktu bisa dipersingkat.

Perjalanan masih "panjang".
Opsi atas mufakat mereka membentang sepanjang kurang lebih 30 meter dengan kedalaman 50 meter.
Iya, mereka akan menyeberang sungai Brantas yang berarus deras dengan air berwarna coklat beriak kemerahan.
Pilihan yang agak beresiko tapi itulah satu satunya cara tercepat untuk memotong jalur yang tidak diperlukan.
Sebuah perahu yang telah didesign sedemikian rupa telah menanti di bibir sungai. Sebenarnya ukurannya kecil saja, tak besar juga, tapi sudah beratus-ratus mobil dan truk yang "diselamatkan" jarak tempuhnya melalui cara ini.
"Jadi apa yang harus dikhawatirkan?"
Berlima, mereka saling memantapkan hati.
..
Mobil itupun melaju, ban bergerak perlahan namun pasti menuruni jalanan yang curam. Sisa hujan Januari yang berinai-rinai sepanjang pagi, telah membuat setapak licin, hingga pada akhirnya ...
Entah kondisi jalan yang curam, atau sisa hujan, atau sopir yang tak menguasai medan atau kombinasi ketiganya, mulut mobil pada akhirnya tak pernah bertemu dengan bibir perahu.
Dua orang penumpang, yaitu sopir dan sebelahnya, dengan panik yang luar biasa, melihat berbagai kemungkinan terburuk, berhasil menarik tuas pintu melarikan diri, sebelum akhirnya mobil itu secara mengerikan terjun ke air, terseret arus sampai beberapa meter dan menemui dasar sungai yang dingin dan gelap penuh lumpur.
Mereka saling berteriak dan memekik, hingga mobil itu benar-benar lenyap dari pandangan.
Lima orang penumpang.
Dua selamat dari kematian.
Bagaimana dengan yang tiga duduk di belakang?!

...
Cerita ini begitu membekas di pikiranku, mengingat apa yang terjadi kemudian.
...
Sungai Brantas, salah satu sungai besar yang ada di Jawa Timur, yang beriak deras, berpalung dan berwarna coklat kemerahan adalah sebuah pintu bagi ketiga penumpang menjemput kematian terbaiknya.
"Mengapa mereka tak melarikan diri, seperti kedua temannya?"
Ada yang bertanya begitu,?
Seperti kubilang diawal, mereka duduk di belakang, bisa jadi mereka tidak sepenuhnya paham situasi yang memerangkap di depannya, atau bisa jadi mereka saling bercanda satu sama lain hingga lalai untuk tetap waspada.
Keyakinanku juga seterang mentari di bulan Juli, bahwa di sisa-sisa terakhir hidupnya telah sudah sekuat jiwa raga menarik tuas pintu.
Sekali lagi, sungai yang berarus deras ini, letaknya bukan di film tapi di kehidupan nyata. Tekanan air yang besar sangatlah sulit ditembus, apalagi mengingat bertiga mereka dalam kondisi panik luar biasa.
Bagaimana pendapatmu, jika kau dapati dirimu dalam keadaan seperti ini?
Terkunci dalam sebuah peti bernama mobil, dengan air coklat kemerahan bercampur lumpur yang merembes lewat celah-celah AC.
Perlahan namun pasti membasahi dashboard, terserap di kursi yang kau duduki, lalu naik ... naik dan terus naik sampai ke lehermu, mengisi kerongkongan dan paru parumu saat kau berteriak atau sekedar menarik nafas?

..
Pencarian bangkai mobil dan tiga jenazah memerlukan usaha yang tidak mudah. Berpuluh-puluh orang diterjunkan untuk turun serta dalam pencarian musibah mengerikan ini. Walau metal detector untuk mengendus bangkai mobil telah digunakan, nyatanya baru 3 hari kemudian, semua berhasil dievakuasi.
Setelah memecahkan kaca mobil bagian belakang, tim pencari bisa mengevakuasi ketiga jenasah yang malang dan menyedihkan jika dilihat dari kacamata manusia.
Kamu, sudah pernah melihat kondisi jenasah yang terendam di dalam air?dengan kondisi yang terperangkap di dalam peti?
Jika kamu beranggapan kondisi jenazahnya mirip seperti jenazah korban Lion yang meledak itu, maka aku bilang, ini sebenernya sama sekali bukan itu.
..
Orang-orang dengan kadar empati rendah telah tega mendokumentasikan kondisi jenazah mengenaskan ini, lalu entah bagaimana tiba-tiba saja, seperti wabah sampar atau demam berdarah, begitu cepat menyebar, masuk secara brutal memenuhi grup-grup WA dan mulai memperbincangkan kondisinya. Bahkan ada yang tega membingkai dalam sebuah kolase foto, sebelum dan sesudah kematiannya. Beberapa pihak yang seolah dirinya paling berharga menjatuhkan vonis,
"Ah, secantik apapun, kalau sudah mati begitu, tak ada yang sudi melihat lagi"
Tiba-tiba aku dirundung pilu.
...
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)
..
Kutulis panjang lebar kronologis musibah diatas, sama sekali bukan untuk menyebarkan aib orang, apalagi yang telah meninggal. Allah SWT lebih mengetahui bagaimana kondisi ketiga orang ini.
Dengan berdasar pada hadist diatas, maka InsyaAllah mereka bertiga mati syahid.

...
Aku hanya berfikir begini, apa sih yang sudah kita siapkan untuk bertemu dengan kematian?
Sudahkah kita, setidaknya berdoa, bahwa jika memang ajal telah menjemput, Allah berkenan untuk menutup erat aurat kita sehingga terjaga dari fitnah keji manusia yang melihatnya?
Sudahkah kita, yang tadi pagi mengoleskan gincu, menabur bedak pada pipi, lalu tersenyum pada cermin menyadari bahwa kematian letaknya lebih dekat dari urat nadi kita sendiri?
Sudahkah kita yang tadi pagi sedang melempar senyum pada yang tercinta diiringi gelak tawa, bisa jadi adalah yang terakhir tertangkap netra untuk selanjutnya bertemu kembali setelah jutaan tahun di akherat sana?
..
Bertiga mereka yang kuceritakan diatas, tentulah tak kan menduga bagaimana skenario Allah tergelar begitu unik dan dramatis atas nama kematian.
Untukmu sahabatku muslimah sholehah yang saat ini tetap setia mengulurkan kain panjang untuk menutup auratnya, janganlah memberi celah hatimu untuk lalai pada satu doa.
Pintalah kepada Rabb-mu,
Al Mujiib
(Yang Maha Mengabulkan)

Al Hafiidh 
(Yang Maha Memelihara)

Al Haadii
(Yang Maha Pemberi Petunjuk)

Al Mu'akhkhir
( Yang Maha Mengakhirkan)

untuk memberimu akhir yang baik, untuk memberimu diridha-an, memberimu jalan pulang dalam kondisi yang paling dicintaiNya dan menjadikan dirimu jenazah yang "cantik" saja.
Allahuma Aamiin.


You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook

Popular Posts