Sholat Yang Tak Dirindukan

Februari 20, 2019



Sholat Yang Tak Dirindukan
..
Sami'allahu liman hamidah
Lisan berucap tapi pikiran lari ke dapur
"eh, tadi kompor sudah dimatiin belum yah?"
..
Subhana rabiyal a'la wa bihamdih
Mulut merapal, tapi hati kebat-kebit
"Aduh, uang di dompet tinggal lima belas ribu, beras minyak gas sudah habis, gimana nih?!"
..
Sttt...
Pikiran melayang gak karuan saat lagi ibadah sholat?
Sering atau sering banget?
😆
Aku dong, suuering. Hehe.
..
Jadi gini, setelah aku pikir-pikir, terbetiklah sebuah teori yang sepatutnya harus diuji secara empiris.
Teoriku bilang begini,
Jika saja, pada saat kita kelas 3 SD dan seterusnya sampai ke jenjang SMU kelas 3-yang artinya itu adalah 10 tahun masa efektif belajar, diwajibkan untuk menghafal terjemahan dari bacaan sholat kita, aku kok yakin 91 % bahwa kemungkinan pikiran belak belok saat sholat, akan dapat ditekan setidaknya 75% .
(Jangan kau kejar aku, bagaimana dapat angka 75% ini, rumit hitungannya)
Kemudian, akan meningkat menjadi hampir mendekati 88,8 % lagi, jika hafalan arti bacaan sholat ini kemudian dilombakan dalam misalnya cerdas cermat mirip P4 tahun 90-an dengan 36 butir Pancasilanya.
Well, kenapa harus begitu?


Iya, dengan keyakinan bahwa dasar dari teori bahwa kita ini pada saat sholat sebetulnya TIDAK BEGITU MENGERTI ARTI BACAAN SHOLAT lah, yang menjadikan pikiran kita lari kemana-mana.
Bahasa Arab yang harusnya melekat pada diri orang Islam-karena kita beribadah dengan bahasa itu, nyata-nyata adalah bukan bahasa Ibu layaknya Bahasa Indonesia yang mesra di lidah dan telinga kita.
Akibatnya?
Ya itu tadi, lisan kita fasih mengucap, tapi pikiran kita menjadi kosong, dan saat pikiran kita kosong, maka otak akan menderung mengisinya dengan hal lain yang kita pikirkan. Secara teknis, ya kompor dan beras yang habis tadi itu.
Ketika kita mengerti dan hafal bahwa arti,
Sami'allahu liman hamidah, pada saat i'tidal adalah
"Allah mendengar orang yang memujiNya" ,
Aku 89 % percaya bahwa pikiran lari ke dapur untuk mempertanyakan kondisi kompor sangat sangatlah tidaklah sebanding bahkan bisa dibilang kurang ajar dengan betapa agungnya arti bacaan saat i'tidal itu tadi.
"Allah mendengar orang yang memujiNya"
Bukankah kalimat ini adalah sesuatu yang luar biasa sekali?
Bahwa Allah selalu mendengar apapun segala keluh kesah hambaNya.
Allah selalu mendengar, dan mendengar berarti CARE. PERHATIAN.
Jadi Allah SWT itu sifatnya memang PERHATIAN.
Alangkah enaknya kita punya Sahabat yang selalu perhatian,apalagi itu Allah kita. Tuhan kita yang hanya dengan "Kun" Jadilah, maka semua akan terjadi.
😀Yang dimusuhin tetangga, bisa rukun lagi.
😁Yang utangnya milyaran, bisa lunas tandas.
😅Yang suaminya kabur kaburan, bisa balik pulang lagi.


Coba simak bacaan kita saat duduk diantara dua sujud ini,
Rabbighfirlii
warhamnii
wajburnii
warfa'nii
warzuqnii
wahdinii
wa 'aafinii
wa'fu 'annii.


Artinya :

"Ya Allah,
Ampunilah dosaku,
Belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
MasyaAllah...
Betapa sangat luar biasa sekali arti dari bacaan ini, bahkan katanya Ustd. Khalid Basalamah dengan setengah bercanda,
" Jika kita mau sedikit saja belajar arti bacaan saat sujud, tentulah kita sehabis sholat tak perlu lagi nangis-nangis minta diberi kesehatan, rizki yang banyak, ditinggikan derajat, karena toh semua yang diminta itu sudah disebutkan tadi dalam sholat?!"
...
Bahasa Arab memang tidak sefamiliar Bahasa Inggris, dimana sejak Sekolah Dasar, kita sudah diajari untuk melisankannya dan mengartikannya.
Di lisan dan hati kita, saat kita mengucap I Love You, maka secara simultan otak kita akan merespon bahwa kalimat tersebut adalah berarti "Aku Cinta Kamu". Lisan dan otaknya seiring sejalan, karena paham apa yang diucapkan.
Nah, beda misalnya dengan,
Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin
Ihdinash-shiraatal-mustaqiim
Artinya apa ya?!
Karena otak kita tidak terbiasa untuk mengerti artinya, walaupun lidah kita sangat fasih mengucapkannya bahkan sehari 17 kali atau lebih jika ditambah dengan sholat sunnah, maka timbullah kekosongan makna di otak yang secara praktis, segera diambil alih oleh pikiran-pikiran tak substansial dalam ibadah.
..
Untuk menikmati sholat sebagai ibadah yang memiliki ruh sekaligus pengaruh bagi kehidupan kita, maka mengetahui makna adalah sebuah keniscayaan.
Keharusan
Dan itu artinya, akan secara teknis mendudukkan kita sebagai pelajar yang bodoh dan mestinya haus akan ilmu.
..
Beruntunglah kita, yang saat ini sudah begitu dimanjakan oleh gadget alias gawai alias hape dengan Playstorenya.
Tinggal ketik. Search. Donlot. Beres.
Beragam aplikasi yang memudahkan kita beribadah,harusnya memang pamornya harus lebih mentereng dari aplikasi whatsaap atau facebook.
5 Daftar Aplikasi HARUS PASANG untuk Muslim/Muslimah
1. AlQuran Digital
2. MPS ( Mesin Pencari Sunnah dengan berbagai isi seperti dzikir pagi dan petang, baca AlQuran,dll)
3. Arti Bacaan Sholat
4. Jadwal Sholat
5. Hadist Bukhari Muslim
Jika dirasa kurang, boleh ditambah hingga 10 atau 15 list.
Intinya, kita harus bisa menghadirkan kebutuhan akan sholat dalam hidup kita.
...
Bukan Allah yang merasa perlu dengan sholat kita, tapi sesungguhnya kitalah yang perlu.
Betapa banyak sudah hujjah yang disampai terkait dengan sholat ini, beberapa diantaranya,
1. Sholat adalah amalan yang PERTAMA kali dihisab alias diperiksa saat di yaumil hisab kelak.
Coba deh bayangin, rupa malaikat itu kayak petugas BPK atau KPK yang lagi memeriksa catatan segala bentuk korupsian kita terhadap sholat. Serem atau serem banget?!
2. Hadist Riwayat Tabrani.
Anas r.a berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Apabila seseorang mengerjakan shalat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan dengan wudhu yang sempurna, dengan perasaan rendah hati dan tawadhu, dan dengan berdiri, ruku dan sujud yang baik. Maka shalat yang demikian itu akan berupa cahaya yang indah, yang akan mendoakan orang itu dengan kata-kata, ‘Semoga Allah memeliharamu seperti engkau memeliharaku’.
Sebaliknya apabila seseorang tidak menjaga shalatnya dan tidak berwudhu dengan sempurna, dan berdiri, ruku dan sujudnya tidak tertib, maka shalatnya akan membuat wajahnya gelap dan buruk serta akan mengutuk orang itu dengan kata-kata, “Semoga Allah membinasakanmu, sebagaimana kamu telah membinasakanku.’
Lalu shalatnya itu dilemparkan ke muka orang itu seperti kain yang buruk.”
(HR.Thabrani)
Seperti kain yang buruk?
Berarti mirip kain pel pelan rumah bahkan yang lebih jelek lagi?
...
🍀🍀
Sudah tahun 2019, umur kita juga sudah tua, bumi semakin tua, kiamat sudah dekat, saatnya mari kita bertaubat. Taubat pertama adalah dengan memperbaiki amalan utama yaitu sholat ini.
Sholat memang berat.
Waktunya dibatasi, tak boleh seenak sendiri.
Syarat dan rukunnya harus komplit.
Bacaannya memang susah untuk yang tak mau belajar berpayah-payah.
Jangan sampai sholat menjadi suatu kewajiban yang memberatkan, bahkan kita tinggalkan. Sesuatu yang tak kita rindukan. Mendengar panggilan adzan justru telinga kita menjadi sakit berkepanjangan.
Naudzubillah.
Rindulah kita kepada Allah, dengan demikian Allahpun akan rindu perjumpaan denga kita.
Nin Genuin

You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook

Popular Posts